Minggu, 10 Oktober 2010

Mengenal Teolog Terkenal dan Karyanya (2)

Emil Brunner (Swiss Protestant Theolgian)

Heinrich Emil Brunner lahir di Winterthur dekat Zurich, Swiss pada tanggal 23 Desember 1889.  Meninggal pada 6 April 1966.  Bersama dengan Karl Barth, Brunner termasuk dalam penggagas gerakan teolgi dialektika (neo-ortodoksi).

Emil Brunner belajar di Universitas Zurich dan Berlin, menerima gelar Doktor Theologi dari Zurich pada tahun 1913, dengan disertasinya yang berjudul The Symbolic Element in Religious Knowledge.  Brunner melayani sebagai pendeta dari 1916 sampai 1924 di desa pegunungan Obstalden di Swiss Canton of Glarus.  Dari tahun 1919-1920, Brunner belajar di Union Theological Seminary di New Yok, USA.


Pada tahun 1921, Brunner mempublikasikan Habilitationsschrift (disertasi  post doktoralnya, secara umum dibutuhkan di beberapa negara untuk mencapai posisi profesor penuh) pada Experience, Knowledge, and Faith dan pada tahun 1922 ditunjuk menjadi Privatdozent di Universitas Zurich.  Tak lama setelah itu, buku Brunner yang lain muncul: Mysticism and the Word (1924), yang merupakan kritik tajam kepada teologi liberalnya Friederich Schleiermacher.  Brunner dianugerahkan atas usahanya dengan penunjukkannya sebagai Profesor Sistematika dan Teologi Praktika di Universitas Zurich pada tahun 1924, yang dipegangnya hingga pengunduran dirinya di tahun 1953.  Penunjukkan tersebut meningkatkan reputasi Brunner sebagai teolog, sebagian karena publikasi 2 karya selanjutnya: The Philosophy of Religion from the Standpoint of Protestant Theology dan The Mediator (tahun 1927).

Setelah menerima berbagai undangan mengajar di Eropa dan Amerika, tahun 1930 Brunner mempublikasikan God and Man dan di tahun 1932 The Divine Imperative.  Brunner melanjutkan pemikiran teologinya dengan Man in Revolt dan Truth as Encounter pada tahun 1937.  Pada tahun yang sama ia menjadi kontributor pada World Conference on Church (WCC). Pada tahun 1937-1938, ia menjadi professor tamu di Princeton Theological Seminary.

Teologianya

Brunner menolak teologi liberal yang memandang Yesus hanya sebagai manusia yang sangat beradab. Brunner menekankan bahwa Yesus adalah inkarnasi Allah dan pusat kepada keselamatan.

Beberapa pengamat mengklaim bahwa Brunner mencari posisi tengah di antara debat Arminian dan Calvin, dengan berpegang bahwa Kristus berdiri di antara Kedaulatan Allah terhadap manusia dan penerimaan bebas manusia akan karya keselamatan Allah. Atau yang lebih akurat di dalam penggambaran pandangan Brunner adalah berusaha menggabungkan antara perspektif soteriologi Lutheran dan Reformed.
Dalam berbagai event, Brunner dan kawan-kawannya di Neo Ortodoksi menolak konsep in toto Pelagian, konsep bahwa manusia bekerja sama dengan Allah di dalam tindakan keselamatan, yang menjadi konsep utama Humanisme di akhir abad 19.

Meskipun Brunner menekankan kembali keutamaan Kristus, teolog-teolog Injili dan Fundamentalis, dari Amerika dan Inggris, selalu menolak ajaran Brunner yang lain. Seperti penolakan elemen ”mukjizat” di dalam Alkitab dan pertanyaannya tentang perlunya doktrin bahwa Alkitab diinspirasikan.  Hal senada yang dilakukan oleh golongan Konservatif di dalam menolak karya dari Barth dan Paul Tillich, serta menganggap teologi neo-ortodoksi hanyalah sebagai bentuk baru dari Liberalisme.

Relasinya dengan Karl Barth

Brunner dan Barth adalah teman berpikir, yang kadang kala saling berseberangan.  Contohnya dalam ”Teologi Naturalis.” Teologi naturalis adalah teologi yang mengajarkan bahwa manusia dapat mengenal Allah melalui alam semesta. Oleh Brunner ini dianggap perlu, bukan karena pertimbangan-pertimbangan teologis, melainkan karena pertimbangan-pertimbangan metodis. Tanpa itu tidak mungkin ada pembicaraan tentang penyataan atau wahyu ilahi. Pandangan Brunner ini tidak disetujui oleh Barth. Bagi Barth yang penting bukan metode pendekatan, melainkan kebenaran. Ia merasa muak terhadap teologi naturalis, sebab teologi ini datang dari anti-Kristus, sehingga harus dipandang sebagai ular berbisa. Soal bentuk dan metode pemberitaan tidak dipandang penting oleh Barth. Yang penting isi Inji ini akan memberi kesaksian pada dirinya sendiri. Jadi titik pertemuan tidaklah perlu. Roh Kudus akan mencari jalan-Nya sendiri.

Barth pernah menyebut bahwa hubungannya dengan Brunner seperti antara Ikan Paus dan Gajah.  Sebelum nama Barth terkenal di Amerika, Brunner telah menjadi bagian utama dari teologi baru di Amerika (1930-1950), sejak buku-bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, jauh lebih dulu dari buku-buku Barth.  Namun Brunner pernah sekali mengatakan bahwa satu-satunya teolog jenius pada abad 20 hanyalah Karl Barth.

Kutipan-kutipan dari Tulisan Emil Brunner (in English)
The Revelation of God is not a book or a doctrine, but a living Person.
One who receives this Word, and by it salvation, receives along with it the duty of passing this Word on... Where there is no mission, there is no Church, and where there is neither Church nor mission, there is no faith.  
It is characteristic of the thinking of our time that the problem of guilt and forgiveness has been pushed into the background and seems to disappear more and more. Modern thought is impersonal. There are, even today, a great many people who understand that man needs salvation, but there are very few who are convinced that he needs forgiveness and redemption... Sin is understood as imperfection, sensuality, worldliness -- but not as guilt.
So long as we stand "under the Law", we cannot perceive this hidden unity of all the commandments. It is part of legalism that the will of God must appear to it as a multiplicity of commandments. In actual fact, it is one and indivisible; God wants nothing else except love because He Himself is love.

Karya-karya Brunner

  • The Divine Imperative (1st German edition 1932; English translation 1937 and 1941)
  • Man in Revolt. A Christian Anthropology (1st German edition 1937; English translation 1939 and 1941)
  • The Mediator, (The Lutterworth Press, Cambridge 2003)
  • Dogmatics (German: 1946, 1950 and 1960; English translation 1949, 1952 and 1962)
  • Revelation and Reason. The Christian Doctrine of Faith and Knowledge, (1st German edition 1941, English translation 1946)
  • Christianity and Civilisation (1949)
  • Dogmatics. Volume I: The Christian Doctrine of God, James Clarke & Co, Cambridge 2003
  • Dogmatics. Volume II: The Christian Doctrine of Creation and Redemption, James Clarke & Co, Cambridge 2003
  • Dogmatics. Volume III: The Christian Doctrine of the Church, Faith and the Consummation, James Clarke & Co, Cambridge 2003
  • The Great Invitation Zurich Sermons, The Lutterworth Press, Cambridge 2003
  • I Believe in the Living God. Sermons on the Apostles' Creed, The Lutterworth Press, Cambridge 2004
  • Justice and Social Order, The Lutterworth Press, Cambridge 2003
  • The Letter to the Romans, The Lutterworth Press, Cambridge 2003
  • The Misunderstanding of the Church, The Lutterworth Press, Cambridge 2003
  • Christianity and Civilisation. Gifford Lectures Delivered at the University of St Andrews, James Clarke & Co, Cambridge 2009
by Pdt. Yohannes L., MA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar