Teks: Lukas
5:17-26
Tema: Menjangkau jiwa-jiwa
dengan keyakinan kuasa Allah, kasih dan kerja sama.
Intro:
Ketika seseorang
mendapat lawatan/mukjizat dari Tuhan, itu biasanya terjadi kalau bukan anugerah
Tuhan (kedaulatan Tuhan/Providentia Dei) yah pasti iman orang tersebut.
Contoh yang
merupakan anugerah Tuhan terdapat di Injil Yohanes 9:1-3 (Orang yang buta sejak
lahirnya) sedangkan contoh dari iman seseorang yang teguh kita bisa jumpai
dalam Matius 9:20-25 (Perempuan yang sakit pendarahan).
Namun Firman
Tuhan yang kita baca saat ini memberikan suatu surprise/kejutan karena ada
orang yang mendapat jamahan Yesus karena iman dan karya dari orang lain.
Seseorang
diselamatkan karena ada orang-orang yang terbeban bagi kehidupannya.
Sungguh suatu
berita yang menyukakan hati dan membuat kita bersemangat bahwa sebenarnya usaha
yang kita lakukan untuk menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang bukanlah usaha
menjaring angin. Bahwa nasib mereka dan
masa depan mereka tidak hanya tergantung kepada usaha mereka sendiri, tetapi
juga bisa ditentukan oleh orang lain.
Namun di sisi
lain bila terjadi suatu ”musibah” di dalam kehidupan mereka, itu juga bukan
kesalahan mereka 100% semuanya. Kalau mau jujur, ada orang-orang di sekitar
mereka yang sebetulnya turut bertanggung jawab. Seperti pepatah yang mengatakan
”It Takes Two To Tango” (diperlukan 2 orang untuk bisa menari tango).
Sadar atau tidak
sadar, sebenarnya ada pengaruh dari orang-orang disekeliling kita yang membentuk
hidup kita.
Nah kalau kita
ingin menjangkau jiwa ada beberapa hal yang harus kita lakukan:
1. Punya keyakinan yang kokoh di dalam Tuhan (17).
Hal pertama yang
harus kita lakukan adalah yakin bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang berkuasa. Ia
dapat menyembuhkan, memulihkan, menjamah, menguatkan hidup manusia.
- Hal yang
mengherankan adalah dari sekian banyak orang yang ada di dalam rumah itu, yang
mengalami kesembuhan ”cuma” si lumpuh saja.
Padahal firman Tuhan mengatakan bahwa ”Kuasa Tuhan menyertai Dia”
sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Dalam bahasa aslinya bukan berarti
bahwa ada orang yang disembuhkan.
-Karena terlalu
banyak pikiran negatif, logika yang bermain, prinsip hidup yang salah,
orientasi yang keliru, menyebabkan mereka tidak dapat mengalami kuasa
Tuhan. Terlalu curiga dengan kegerakan
Allah, mencoba menafsirkan kuasa Allah.
Sama seperti kita
memandang matahari: coba-coba menganalisa berapa kadar helium, hidrogen, berapa
jaraknya dari bumi, berapa kekuatan cahayanya...itu semua tidak penting. Yang penting adalah ketika kita melihat
matahari kita keluarkan jemuran kita, manfaatkan sinarnya untuk kesehatan kulit
kita, dll.
Nah di dalam
gereja Pentakosta sendiri ada sedikit kebingungan di dalam memahami kuasa
Allah. Ketimbang berdoa dan mencari
kehendak Tuhan di dalam gerejanya sendiri, sekarang malah pindah ke gereja lain
yang sepertinya lebih manjur, top, yahud kuasa kesembuhannya. Kalo ngga
kesitu..ngga bakalan sembuh!! Maaf saya
mengatakan, “Mengapa harus kesana?” Apa cuma di sana saja ada kesembuhan ilahi,
kelepasan, dll. Bukankah Tuhan yang disembah sama, Roh Kudusnya sama?
Ini sebaiknya
menjadi pemikiran kita bersama, mari periksa keyakinan kita sendiri, sudah
benar-benar percaya atau belum akan kuasa Tuhan. Jangan-jangan masalahnya
justru di dalam kita sendiri yang meragukan kuasa Tuhan sehingga tidak dapat
melihat mukjizat Tuhan.
Teman-teman si
lumpuh percaya dan yakin bahwa Tuhan berkuasa menyembuhkan. Hanya Tuhan yang sanggup dan bisa
menolong. Hanya Tuhan yang bisa membuat masa depan kita gilang gemilang. Jangan andalkan yang lain, jangan andalkan
manusia, percayalah kepada Tuhan dan kuasa-Nya yang ajaib.
2. Melakukan tindakan dan bukan sekedar slogan
(18)
Ada peribahasa
”Merpati tak pernah ingkar janji.” Tapi sekarang merpati sering ingkar janji,
maksudnya keberangkatannya tertunda/delay. Janji berangkat jam 07.40, taunya
jadi jam 10.40? Cape dehhh
Bentuk perwujudan
kasih Kristus adalah dengan melakukan perbuatan kasih. Kasih itu abstrak
sehingga ia perlu diterjemahkan ke dalam tindakan. Seperti kata I love you, yah
harus ditunjukkan dengan perbuatan mengasihi. Seperti seseorang yang mau
menembak cewek, ia berlatih mengucapkan i
love you, tapi pada hari H-nya justru mengucapkan happy birthday to you.
Mengasihi Tuhan
yang tidak kelihatan (invisible), hanya bisa terbukti dengan tindakan kita
mengasihi orang-orang di sekitar kita.
Lih. Matius
25:35-40, dst.
Apa yang
dilakukan oleh teman-teman si lumpuh?
Mereka bukan sekedar memberitahu bahwa ada seorang bernama Yesus yang
sanggup melakukan mukjizat. Mereka ini bukan sekedar calo-calo di terminal yang
teriak-teriak Garogol-garogol...tapi ngga ikutan naik, mereka bukan cuma sekedar bagi-bagi brosur
ada KKR dan merasa sudah cukup sampai di situ.
Laskar Penjangkau
Jiwa selalu melakukan lebih daripada apa yang biasanya dilakukan orang dunia.
Mereka selalu selangkah/dua langkah lebih maju.
Seperti apa yang Yesus katakan kalau ada orang menyuruh berjalan 1 km,
berjalanlah 2 km. Ada yang minta baju kasih sekalian jasnya, dll. Bukan yang standar-standar saja. Bukan
STD.
Ketika mereka
berjumpa dengan si lumpuh, mereka berkata ”ini orang perlu Yesus” dan mereka
juga berkata ”Ini orang harus ketemu Yesus” dan terus mereka berkata satu
kepada yang lain ”Mari kita bawa dia, kita gotong dia ketemu Yesus.”
Kesaksian: saya bertobat dan bisa jadi hamba Tuhan karena
ada orang yang menjumpai dan mengajak saya ke gereja. Padahal orang tersebut
baru kenal beberapa waktu dan ia adalah seorang wanita. Tapi ia mau bela-belain datang menjemput ke rumah
saya. (Bayangkan seorang wanita baru kenal, berani menjemput ke rumah). Hatinya
sungguh digerakkan oleh Tuhan buat saya, orang yang terhilang.
Rekan saya pernah
membuat skripsi ”Hubungan pertemanan dengan lamanya suatu Kaum Muda tinggal di
dalam suatu gereja.” Dia menyelidiki apa yang membuat Kaum Muda bisa awet
bergereja di suatu tempat. Hasilnya adalah:
Jika jiwa baru itu mendapat teman-teman yang care, ia akan bertahan; namun bila tidak mendapat teman-teman yang
peduli maka ia akan pindah ke tempat lain. Dan hal itu terbukti di dalam Survei (ia meneliti di 5 gereja besar di
Ibukota).
3. Melakukan kerja sama (19)
Dalam film seri Smallville,
Chloe Sullivan berkata kepada Clark Kent (superboy/superman), “You cant save
the world alone, you need a partner.” Sekalipun
engkau memiliki kemampuan, tapi hasilnya tidak akan sehebat ketika engkau
melakukannya bersama-sama dengan orang lain. Bahkan superman pun tidak bisa
kerja sendiri.
Seperti sapu
lidi: 1 batang lidi tidak punya pengaruh apa-apa, tapi ketika puluhan batang
bersatu dan diikat, nyamuk keder.
Untuk hasil yang
lebih luas, dampak yang lebih besar kita perlu kerja sama. Karena kita pun
perlu dukungan, kita bisa cape, lelah, putus asa, tanpa peran serta
saudara-saudara yang lain, bisa-bisa hipertensi dan layu sebelum berkembang.
Ketika ada
masalah yang menghadang, mereka bisa bertukar pikiran, ada ide-ide cemerlang
yang dicetuskan. Ketika terbentur
dinding, diskusi memberi pencerahan ”Naik ke atap”.
Saling
menghormati, saling mengagumi bukan iri-irian, saling mendukung, tepo seliro
wah suatu perkumpulan yang sangat menakjubkan.
Bagaimana mereka mencoba membawa naik si lumpuh ke atas atap, lalu
bersama-sama mencoba menurunkannya.
Itulah sebabnya
Allah menciptakan Hawa untuk menemani Adam, karena Allah tahu Adam akan
pontang-panting mengurus taman Eden, dan tidak ada teman curhat, berbagi
cerita. Masa..curhat ama kambing, gosip
ama ayam, mana enak, kalau ada yang seperti itu mungkin agak kurang 1 ons alias gila.
Memang zaman ini
zamannya berkompetisi, kita bersaing, siapa lebih cepat, kuat, perkasa. Tapi
firman Tuhan ini mengajarkan nilai yang berharga dari suatu kerja sama. Ketika
Ia melihat iman mereka....Tuhan melakukan suatu perkara yang ajaib. Benarlah perkataan Yesus, ketika 2-3 orang
berkumpul di dalam Nama-Ku, Aku ada disitu.
Oh indahnya
persatuan dan kesatuan.
Mari kita bersatu
mengeluarkan jiwa-jiwa itu dari ruang ICU.
Mari kita bawa rekan-rekan kita yang ”lumpuh-lumpuh rohani” karena
pengaruh di sekitar mereka yang membuat mereka menjadi lumpuh. Mereka perlu
jamahan Tuhan. Kobarkan roh doa, singsingkan lengan baju, gulung kaki celana,
berganden tangan, rapatkan barisan dan tuailah jiwa-jiwa bagi kemuliaan Tuhan.
Majulah hai
Laskar Penjangkau Jiwa!! Amin.
by: Johannes L.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar